close× Telp +62 761 45505
close×

Putra Riau Jabat Posisi Strategis Di Pusat

Jum'at, 04 Agu 2017 | 1544 kali dilihat

PEKANBARU - Putra terbaik dari Riau kembali mengukir prestasi di tingkat nasional. Kali ini, putra kelahiran Kuala Enok Kabupaten Indragiri Hilir dipercaya memegang jabatan strategis di Kementerian Agama RI.

Salah satu putra terbaik Riau itu adalah Muhammadiyah Amin yang resmi dilantik sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Rabu (2/8/2017). Pelantikannya sebagai orang nomor satu di lingkungan Ditjen Bimas Islam dilaksanakan pukul 11.30 WIB di auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama Lantai 1 Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat bersama sejumlah pejabat eselon I dan II lainnya, ia dilantik oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam suasana yang khusyu dan khidmat.

Bagi pegawai Ditjen Bimas Islam, nama Muhammadiyah Amin sudah tidak asing. Pasalnya, pria yang juga mantan rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo itu telah menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Bimas Islam sejak tahun 2012.

Muhammadiyah Amin dilahirkan di Kuala Enok, Riau, 14 Agustus 1963. Mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sejak 1990, saat ini  pria yang  mendalami kajian Islam sejak sarjana hingga menggondol gelar guru besar itu adalah pembina utama dengan golongan ruang IV/e.

Selain itu ia juga penerima Awards Karya Ilmiah Dosen PTAI 2003 dan peraih Awards Karya Ilmiah Internasional Dosen PTAI 2007. Serta aktif menulis sejumlah artikel di berbagai majalah dan jurnal serta mengedit buku.

Karya-karyanya antara lain ‘Ulumul Hadis I-IX yang diterbitkan Departemen Agama (1993), Jalan Lurus Menuju Hati Sejahtera: Tafsir Surat al-Fatihah (1999), KH. Ali Yafie, Jati Diri Tempaan Fiqih (2001), dan Hidup Sekali Hiduplah yang Berarti (2003).

Selain itu ia juga merupakan salah satu penulis dalam Approaches to the Qur’an in Contemporary Indonesia yang diterbitkan Oxford University Press, New York tahun 2005. Serta salah satu penulis dalam Ensiklopedia Al-Qur’an (2007), I‘tikaf dalam Perspektif Hadis Nabi (2007), Ilmu Hadis (2008), dan Aktualisasi Moral dan Etika Kepemimpinan Nasional (proses penerbitan).

Muhammadiyah Amin dikenal cekatan dalam bekerja, penuh ketelitian dan cara bicara yang cepat. Gebrakan pada awal karirnya sebagai Sekretaris Ditjen Bimas Islam adalah menggenjot dispilin pegawai melalui sistem absen khusus, dimana para pejabat diwajibkan untuk menandatangani lembar absen di ruang kerjanya.

Ia berterima kasih atas amanah yang diberikan dan akan melaksanakan tugas secara maksimal.  "Ini artinya saya harus datang lebih awal dari pada para pegawai yang menjadi motivasi bagi pegawai lainnya," katanya.

Menurutnya, hal itu bertujuan untuk menerapkan disiplin bagi pegawai. Ia  menambahkan bahwa itu merupakan nilai yang membentuk dirinya sejak muda.

"Saya pernah tinggal bersama tentara, dan jam 4 pagi saya harus menyiapkan air sepenuh bak mandi untuk tentara tersebut, karena ia tak mau mandi kecuali bak air sudah penuh,'' kenangnya.(MC Riau/mz)