close× Telp +62 761 45505
close×

Sekda Dan Dishub Akan Cari Solusi Harga Tiket Melambung Tinggi

Rabu, 16 Jan 2019 | 555 kali dilihat

PEKANBARU - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau Ahmad Hijazi kaget mendengar perihal mulai enggannya travel agen di Pekanbaru melayani penjualan tiket domestik, akibat melambungnya harga tiket pesawat. 

Karena itu, Hijazi mengaku akan duduk bersama melalui instansi terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan Riau untuk mencari tahu persoalan termasuk solusinya.

"Saya belum bisa berkomentar dulu karena harus duduk dengan Dinas Perhubungan. Mengupdate informasi itu dengan benar," kata Hijazi, Selasa (15/1/19).

Menurut Hijazi persoalan ini memang harus segera disikapi. Karena selain menyangkut sektor usaha khususnya bagi travel agen itu sendiri, juga ada keterkaitan dengan perekonomian secara global. 

Pasalnya, jika tiket tetap mahal. Maka kemungkinan semuanya akan menahan bepergian menggunakan pesawat, baik dari atau menuju Pekanbaru. 

"Nanti kita membicarakannya juga dengan Dinas Pariwisata," ungkap Hijazi.

Seperti diberitakan sebelumnya, melambungnya harga tiket pesawat, membuat sejumlah travel agen di Pekanbaru ogah melayani penjualan tiket domestik. Belum lagi adanya penambahan biaya bagasi khususnya maskapai Lion Air yang nilainya hampir menyamai dengan harga tiket. 

Salah satu travel agen di Pekanbaru yang enggan melayani penjualan tiket domestik tersebut, yakni Muhibah Mulia Wisata beralamat Jalan Kartini. Penolakan penjualan tiket domestik ini, sudah dilakukan dalam dua hari terakhir.

"Penerbangan domestik mahal. Ditambah ada biaya bagasi yang hampir sama besarnya dengan harga tiket," kata pemilik travel agen Muhibah Mulia Wisata Pekanbaru, Ibnu Mas'ud.

Menurut Ibnu, hal ini terpaksa dilakukan karena sangat merugikan dunia usaha dan masyarakat. Selain itu, masyarakat yang biasanya menggunakan jasa penerbangan pun berpikir untuk membeli tiket yang harganya tak lagi terjangkau.

"Sangat merugikan dunia usaha dan masyarakat pengguna jasa penerbangan. Pariwisata pun hancur karena banyak masyarakat menunda perjalanan," ujar Ibnu lagi. (MCR/mtr)