close× Telp +62 761 45505
close×

Milad ke-53, Berikut 3 Kegiatan LAM Riau

Rabu, 07 Jun 2023 | 99 kali dilihat

PEKANBARU - Sempena Hari Lahir ke-53, Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau membuat beberapa kegiatan diantaranya menegakkan tiang panji adat, majelis zikir, dan seminar ekonomi Tapak Lapan. 

Kegiatan pertama menegakkan tiang panji adat telah diselenggarakan usai salat asar, Selasa (6/7/2023) di Halaman Balai Lembaga Adat Melayu Riau.

Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menyampaikan bahwa penegakan panji adat diiringi dengan silat, zapin, tari Poang Sakai, dan Randai Kuantan. 

"Alhamdulillah, itu semua merupakan materi-materi budaya yang telah mendapat pengakuan pemerintah Indonesia sebagai warisan budaya," kata Datuk Seri Taufik Ikram Jamil di di Balairung Tenas Effendi, Balai LAM Riau, Selasa (6/7/2023) malam. 

"Malam ini majelis zikir dan Insya Allah besok kita akan melaksanakan seminar ekonomi Tapak Lapan," tambahnya. 

Berbicara tentang majelis zikir, kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin LAM Riau sejak setahun terakhir dan pada malam Majelis Zikir sempena Harlah ke-53 ini sudah memasuki yang ke sepuluh. 

"Alhamdulillah dapat terus kita laksanakan dan kita mengharapkan kegiatan ini langgeng terus menerus," imbuhnya. 

Datuk Seri Taufik Ikram Jamil juga menyampaikan, setiap mengenang hari lahir, LAM Riau selalu mengkaji apa yang telah dibuat dan apa yang akan dibuat ke depannya.

"Milad ke-53 ini, bagi kami di LAM Riau semakin yakin bahwa apa yang diwariskan oleh para leluhur kita menemui suatu kebenaran. Sebab LAM berdiri pada tahun 1970 dengan tekad waktu itu membangkit batang terendam, menggali potensi alam untuk pembangunan," ucapnya. 

Setelah 25 tahun kemudian, barulah dunia mengakui bagaimana sistem adat dan tradisi harus diperhatikan.

"Ini suatu lompatan yang luar biasa, kita yakin apa yang dibuat oleh pendiri Provinsi Riau itu memang sudah seharusnya dapat kita laksanakan dengan sepenuh hati," ujarnya.

Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa banyak pakar futuristik mengatakan bahwa pada abad ke 21 ini nilai-nilai kemanusiaan ditentukan oleh tradisi dan agama.

"Kita bersyukur menjadi Melayu Riau yang senantiasa menyatukan tradisi dan agama. Malahan dalam tujuk ajar melayu disebutkan bahwa dasar dari tradisi melayu itu adalah islam. Jadi jika suatu tradisi bertentangan dengan islam maka hal yang pertama kali dilakukan adalah dengan meluruskan, namun jika tidak bisa diluruskan, maka ditinggalkan," terangnya lagi.

Oleh karena itu, pancang zikir menjadi sangat penting bagi masyarakat melayu sebagai salah satu usaha untuk senantiasa mengingatkan diri sebagai manusia yang seutuhnya milik Allah SWT. 

"Selain itu sebagai pengingat diri yang memiliki identitas melekat di hati sebagai pewaris melayu Riau," pungkasnya. 

Sebagai informasi, dalam Tunjuk Ajar Melayu terdapat nasihat, pesan, pikiran dan gagasan untuk memegang teguh Islam dalam kehidupan orang Melayu. 

Tunjuk Ajar Melayu diungkapkan posisi adat dan syarak, Islam sebagai identitas orang Melayu, anjuran bertakwa kepada Allah, Islam untuk pembentukkan karakter anak dan persiapan menuju akhirat. 

Intinya Islam sangat berpengaruh dalam pembentukan pemikiran Melayu sehingga Islam dianggap sebagai identitas utama orang Melayu.



(Mediacenter Riau/sam)