close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

Menaker Hanif Tinjau UPTLK Riau, Peralatan BLK Sudah Tua, Menaker Himbau BLK Gandeng Perusahaan

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-2155
Rabu, 12 Okt 2016

Kemenaker

Pekanbaru--Menteri Tenaga Kerja (Menaker) M Hanif Dhakiri bersama Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meninjau proses pelatihan di Unit Pelaksana Teknis Latihan Kerja (UPT-LK) Provinsi Riau di Jalan Terubuk Pekanbaru, Kamis (6/10).

Kunjungan ini dalam rangka percepatan peningkatan daya saing SDM di Indonesia. Sejalan dengan Program 3R yang digagas Kementerian Ketenagakerjaan, yakni Program Reorientasi, Revitalisasi dan Rebranding (3R) Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah.

Program ini ditujukan untuk mempercepat proses produksi SDM kompeten di beberapa bidang kejuruan prioritas, sekaligus meningkatkan relevansi keluaran BLK dengan kebutuhan pasar kerja di dalam maupun luar negeri.

"Fokus dan masifkan produksi SDM di BLK-BLK milik pemerintah. Pilih satu dua kejuruan prioritas dan lakukan produksi secara masif, sehingga output dari pelatihan berbasis kompetensi di BLK semakin besar dan sesuai kebutuhan industri," jelas Menaker Hanif.

Hanif Dhakiri juga sempat berkomunikasi dengan sejumlah siswa yang melakukan pelatihan di BLK tersebut.

Ada beberapa unit pelatihan di BLK diantaranya Komputer, Teknisi Pendingin dan HP serta Pelatihan Listrik. Semua unit Pelatihan ini dikunjungi satu-persatu oleh Menaker didampingi Gubernur Riau, dan Kadisnakertransduk Riau.

"Ada yang menjadi persoalan selama ini di BLK, rata-rata mereka yang disini adalah tamatan SMK,"ujar Hanif saat mengunjungi BLK.

Menurut Hanif, seharusnya jika sudah tamat SMK, tidak perlu lagi masuk BLK untuk ikut pelatihan, karena sudah memiliki keahlian.

"Apa kurikulum di SMK selama ini yang salah ya, sehingga menyebabkan banyak anak SMK yang masih masuk BLK,"jelas Hanif.

UPT-LK Pekanbaru menyelenggarakan pelatihan untuk 7 kejuruan yaitu Teknologi Mekanik, Listrik, Otomotif, Tata Niaga, Bangunan, Pertanian dan Aneka Kejuruan. Kapasitas melatih UPT-LK Pekanbaru sebanyak 1.728 orang per tahun dengan rincian per masing-masing kejuruan sebagai berikut : Teknologi Mekanik 128 Orang, Listrik 448 Orang, Otomotif 256 Orang, Tata Niaga 256 Orang, Bangunan 64 Orang, Pertanian 192 Orang dan Aneka Kejuruan 384 Orang.

Menaker Hanif juga mengajak dunia usaha dan kalangan swasta untuk meningkatkan investasi SDM melalui skema pelatihan kerja (vocational training). Pelatihan kerja dipilih sebagai strategi terobosan mengingat profil angkatan kerja nasional yang berjumlah 128 juta itu masih didominasi (62 persen) oleh lulusan SD-SMP. Keterlibatan swasta, sebagaimana arahan Presiden Jokowi, sangat penting untuk mengurangi kesenjangan pekerja terampil yang dialami Indonesia dewasa ini.

"Tidak bisa hanya pemerintah saja, sektor swasta mesti digandeng. Dengan bekerjasama dengan industri kita harap peralatan mereka yang tidak dipakai bisa dihibahkan atau dipinjamkan ke balai latihan kerja yang ada di daerah baik kota maupun kabupaten," katanya.

Menurut Hanif, banyak sektor industri swasta yang lakukan peremajaan peralatan industri setiap 5 tahun. Jadi walaupun tidak gunakan alat baru di BLK, tetapi tidak terlalu jauh ketinggalan.

Menteri Ketenagakerjaan RI, M. Hanif Dhakiri kunjungi Balai Latihan Kerja (BLK) di Jalan Terubuk, Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau. Ini merupakan rentetakan kunjungan Menaker Hanif dari Kunjungan Kerja (Kunker) nya di Riau.

“Di sini banyak peralatan pelatihan sudah tua, yang didatangkan pada 80-an silam. Untuk peralatan ya harus di-upgrade, memang kondisinya sudah ketingalan zaman," kata Menaker Hanif, Kamis (6/10/2016) kemarin. 

Menteri tiga anak itu menjelaskan, agar siswa yang mengikuti pelatihan tetap upgrade, diminta pihak BLK pun bisa bekerja sama dengan perusahaan agar upgrade perkembangan ilmu pengetahuan tidak ketinggalan. 

Pasalnya, dengan menggandeng perusahaan siswa yang mengikuti pelatihan bisa belajar langsung update dengan mesin-mesin yang dipergunakan saat ini. Selain itu, mesin yang tak dipergunakan lagi di perusahaan bisa dimanfaatkan untuk pelatihan siswa. 

"Kalau berbicara anggaran pusat dan daerah sama-sama punya keterbatasan. Solusinya dengan bekerja sama dengan perusahaan industri. Jadi jika ada alat-alat tak terpakai bisa dimanfaatkan untuk pelatihan. Biasanya perusahaan selalu mengaprade lima tahun sekali," ungkapnya.

Ada pun melalui BLK itu sendiri agar lebih bisa fokus dan masif memproduksi lebih baik. Misalnya kalau migas di Riau masih dipandang strategis tentunya harus bisa disuport BLK. Dengan begitu, kompetensi tertentu dari sektor migas bisa digenjot lagi