close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

Training Center Riset Khusus Vektor Dan Penyakit Lainnya (Rikhus Vektor) Ketiga Tahun 2017

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-2809
Selasa, 11 Apr 2017

    Provinsi Riau terdiri dari 12 Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak  6.657.911 orang. Secara geografis, geoekonomi dan geopolitik Provinsi Riau terletak pada jalur yang sangat strategis baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang karena terletak pada jalur perdagangan regional dan Internasional di kawasan ASEAN. Ancaman terhadap penyakit tular vektor dan zoonotik cukup tinggi di Indonesia khususnya di Provinsi Riau, demikian pula dengan reservoir penyakit lainnya yang juga berpotensi dalam penularan zoonosis di Indonesia. Dimana penyakit zoonosis adalah penyakit akibat dari infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya.

    Ancaman tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan, keselamatan, kesejahteraan dan ekonomi masyarakat. Seluruh data mengenai vektor, zoonotik dan reservoir penyakit lainnya sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukan pemutakhiran data mengenai sebaran geografis, perubahan iklim, serta konfirmasi vektor dan reservoir penyakit sangat diperlukan untuk mengetahui macam dan jumlah spesies, potensi dan peranannya di dalam penularan penyakit tular vektor dan reservoir di Indonesia. Dengan berbagai dasar pertimbangan di atas maka diperlukan suatu riset khusus terkait Vektor dan Reservoir penyakit di Indonesia.

    Senin (10/04/2017), Dinas Kesehatan Provinsi Riau khususnya Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI khususnya pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan/Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit  (B2P2VRP) mengadakan Training Center riset khusus vektor dan penyakit lainnya di Hotel Pangeran Pekanbaru. Dimana Pada tahun 2017 ini merupakan tahun ke 3 riset khusus vektor dan penyakit lainnya yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan RI. Acara Training Center ini di buka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau dr. Ruswaldi Munir, SpKO. Dimana beliau didampingi oleh Kepala Bidang Pencegahan, Pengembangan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Riau H. Muhammad Ridwan, SKM, M.Kes , Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Riau H. Yenvetris, SKM,M.Kes dan juga dari Narasumber kegiatan Traning Center tersebut.

    Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Riau H. Yenvetris, SKM,M.Kes selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa ”Setelah dilakukan Rapat Koordinasi Teknis Provinsi Pelaksanaan Rikhus Vektora pada bulan Februari 2017 yang lalu dan diikuti pertemuan kordinasi selanjutnya, maka pada hari ini akan mulai dilaksanakan Training Center Rikhus Vektora selama 15 hari secara penuh dan disertai praktek lapangan di desa Kubang Jaya, Teratak Buluh dan Lubuk Siam di Kabupaten Kampar pada tanggal 16 sd 19 April”. Sebuatnya

    “Training Center akan berakhir pada tanggal 23 April dan keesokan harinya akan langsung melaksanakan Riset Khusus di 3 Kabupaten terpilih yaitu Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Kepulauan Meranti selama 30 hari.Tujuan dari Training Center ini antara lain adalah agar seluruh Tim yang akan turun pada saat Rikhus Vektora mempunyai satu persepsi dan memilki kemampuan secara lengkap dan menguasai secara teknis  seluruh kegiatan yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan Rikhus Vektora”. Jelasnya saat membacakan laporan ketua panitia dalam Kegiatan Training Center riset khusus vektor dan penyakit lainnya di Hotel Pangeran Pekanbaru

    H. Yenvetris, SKM,M.Kes selaku Ketua Panitia juga mengungkapkan “Adapun tujuan dilaksanakan Rikhus Vektora adalah untuk pemutakhiran data vektor dan reservoir (new-emerging dan re-emerging disease) di Indonesia, selain itu juga untuk memperoleh peta sebaran vektor dan reservoir penyakit, mencari kemungkinan adanya vektor dan reservoir penyakit baru/yang belum terlaporkan, mencari kemungkinan patogen tular vektor dan resrvoir penyakit yang belum terlaporkan dan memperoleh data sekunder penanggulangan penyakit tular vektor dan reservoir berbasis ekosistem”. uangkapnya

    Training Center ini dikuti oleh seluruh Tim Pengumpul Data Vektor dan Reservoir, Korlap, PJT Provinsi, Pakar, Tim Teknis, Tim teknis Eksternal, SAK, SAL, Manajemen, Verifikator, Logistik, PJO, Admin, Tim Teknis data sekunder, Tim puldat data sekunder SAL Kabupaten, PJO Kabupaten, RS Pusat/Prov/Kab. Peserta yang hadir pada pelatihan ini berjumlah 87 orang.

    Dalam pembukaan acara Training Center ini, dr. Ruswaldi Munir, SpKO selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau membacakan pidato sambutan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyebutkan bahwa “permasalahan kesehatan di Provinsi Riau khususnya penyakit menular, prioritasnya masih tertuju antara lain pada penyakit HIV/AIDS dan TB. Akan tetapi, Provinsi Riau juga masih dalam tahap mengendalikan penyakit neglected disease”. Ungkapnya

    NTDs (Neglected Tropical Diseases) adalah suatu jenis penyakit menular yang merupakan ciri khas dari daerah beriklim tropis. Penyakit tular vektor di Provinsi Riau yang masih dalam tahap pencegahan dan pengendalian adalah DBD, Filariasis dan Malaria. Adapun penyakit  zoonotik yang masih endemis dan terlaporkan adalah Rabies dan Flu burung (terakhir terlaporkan pada tahun 2013)

     dr. Ruswaldi Munir, SpKO selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau juga menyebutkan “Ada 3 Kab/Kota yang endemis DBD yaitu Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hulu dan Kepulauan Meranti. Pada tahun ini Eliminasi Filariasis telah sampai pada tahap Survei Penilaian Transmisi di 7 Kab/Kota endemis setelah sebelumnya 3 Kab/kota telah lolos Survei Penilaian Transmisi I dan II dan saat ini sedang berlangsung Survei Penilaian Transmisi ke III di Kota Dumai. Eliminasi Malaria telah diraih oleh 7 Kab/Kota di Provinsi Riau dan 5 Kab/Kota dalam tahap menuju Elminasi yaitu penemuan kasus”. Jelasnya

    Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau dr. Ruswaldi Munir, SpKO juga menyampaikan harapan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau bahwa dengan dilakukannya training center ini “Kami sangat berharap hasil dari Riset khusus ini selain mendapatkan data sebaran vektor dan reservoir penyakit, data khusus penanggulangan penyakit tular vektor  dan reservoir berbasis ekosistem juga dapat mencari kemungkinan  munculnya vektor dan reservoir baru yang berasal dari nyamuk, tikus dll serta mencari kemungkinan munculnya pathogen penyakit vektor dan reservoir baru di Provinsi Riau”. Ungkapnya