close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

Dinkes Dorong Dokter Layanan TB DOTs Tingkatkan Layanan Kesehatan Terkait HIV Di Fasyankes

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-2810
Rabu, 12 Apr 2017

Sejak 10 tahun terakhir kasus HIV-AIDS mengalami lonjakan yang signifikan. Di Provinsi Riau pasien TB yang mendapat tes HIV berdasarkan laporan dari Rumah Sakit dan Puskesmas hanya sekitar 46,2% atau 1.283 orang. Sementara targetnya adalah 2.775 orang. Hal ini menjadi tuntutan semua pihak terutama bagi petugas kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan terkait HIV di Fasyankes (Puskesmas). Karena pada tahun 2017 ini harus mencapai target yang diberikan oleh Kemenkes untuk Provinsi Riau yakni sekitar 4.245 Pasien TB yang akan di Tes HIV. Ini menjadi PR besar bagi petugas layanan kesehatan dibidang tersebut.

“Pasien TB merupakan kasus yang harus didorong untuk tes HIV karena TB merupakan salah satu infeksi Opportunistik yang paling banyak diderita ODHA atau Orang Dengan HIV-AIDS selain Diabetes. Penemuan HIV lebih awal pada pasien TB bertujuan mengurangi beban HIV pada penderita TB serta meningkatkan keberhasilan pengobatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada penderita HIV-AIDS”. Ucap Kabid Yankes dr.Yohanes, M.Si saat mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada pembukaan Workshop Konseling dan Tes HIV Untuk Petugas di Layanan DOTs Selasa pagi di Hotel Premier Pekanbaru (11/04/2017).

Pada Workshop ini dihadiri oleh Dokter yang bertugas pada layanan TB DOTs dari Puskesmas Kabupaten/Kota Provinsi Riau. Workshop ini bertujuan untuk menormalisasikan tes HIV di Fasilitas Pelayanan Kesehatan serta menurunkan stigma dan diskiminasi pada ODHA, meningkatkan keberhasilan perawatan dan pengobatan HIV dan TB sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ODHA, serta meningkatkan capaian TB yang di tes HIV.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau menginginkan para dokter yang melayani pasien TB dapat menjalankan program layanan konseling dan tes HIV dengan pendekatan inisiasi dari petugas kesehatan atau lebih dikenal dengan KTIP. Ini menjadi jembatan yang memudahkan dan mempercepat pasien untuk mengetahui status HIVnya dan mendapatkan terapi ARV yang telah tersedia dihampir seluruh kabupaten/Kota di Provinsi Riau. KTIP ini sendiri telah dulu berkembang luas dinegara lain yang memiliki prevalensi HIV tinggi.

“Setelah Workshop ini diharapkan petugas dilayanan TB memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendorong pasien TB melakukan tes HIV sesuai dengan konsep KTIP yang sudah distandarisasi oleh Kemenkes” Tutup dr.Yohanes.

Turut hadir menjadi narasumber diantaranya Dr. Syofyan dari Simpang Tiga Pekanbaru dan Dr. Khaeri Prawita dari Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru serta pemegang program Sri Agustini.