close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

Kegiatan Persiapan Ke Lokasi Riset Khusus Vektor Dan Penyakit Lainnya (Rikhus Vektor) Dalam Pengumpulan Data Sekunder Tahun 2017

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-2840
Senin, 24 Apr 2017

Pekanbaru (dinkes.riau.go.id) - Ancaman terhadap penyakit tular vektor dan zoonotik cukup tinggi di Indonesia khususnya di Provinsi Riau, demikian pula dengan reservoir penyakit lainnya yang juga berpotensi dalam penularan zoonosis di Indonesia. Dimana penyakit zoonosis adalah penyakit akibat dari infeksi yang ditularkan diantara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya. Ancaman tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan, keselamatan, kesejahteraan dan ekonomi masyarakat.

Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit ( Rikhus Vektor ) merupakan salah satu riset nasional yang diselenggarakan oleh badan penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan penanggung jawab pelaksanaannya adalah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga. Salah satu tujuan Riset Vektora adalah memperoleh data endemisitas penyakit tular vektor dan reservoir.

Sabtu ( 22/04/2017 ), Dinas Kesehatan Provinsi Riau melalui Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI khususnya pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan/ Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit  (B2P2VRP) Salatiga mengadakan acara pertemuan persiapan kegiatan pengumpulan data sekunder ke lokasi Riset Khusus Vektor dan Penyakit Lainnya (Rikhus Vektor) tahun 2017 . Pertemuan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 21 s/d 23 April 2017 di Hotel Pangeran Pekanbaru. 

Dalam petemuan ini acara pembukaan diawali dari kata sambutan oleh Korlap (Koordinator Lapangan) Rikhus Vektor Provinsi Riau DR. Fahmi Ichwansyah. Dimana beliau mengatakan bahwa “riset ini adalah merupakan riset terbesar untuk vektor dan reservoir karena melibatkan begitu banyak lembaga, terutama lintas sektor. Beliau juga mengatakan penyebab penyakit pada manusia akibat vektor dan reservoir sangat banyak tetapi dalam Riset Rikhus Vektor tahun 2017 difokuskan hanya pada nyamuk, tikus dan kalilawar ”. Ungkapnya saat pertemuan 

Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan juga selaku Penanggung Jawab Teknis dalam Riset Rikhus Vektor di Provinsi Riau H. Yenvetris, SKM, M.Kes menyampaikan pesan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau yaitu ”semoga kegiatan pengumpulan data sekunder Riset Rikhus Vektor ini dapat berjalan lancar dan dapat kita koordinasikan dengan baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota dengan instansi terkait”. jelasnya

Pengumpulan data sekunder Riset Rikhus Vektor tahun 2017 ke lapangan akan dilaksanankan mulai dari tanggal 24 April s/d 25 Mei 2017. Habitat ekosistem yang akan dilakukan pengumpulan data sekunder Riset Rikhus Vektor tahun 2017 di Provinsi Riau adalah NHDP (Non Hutan Dekat Pemukiman), NHJP (Non Hutan Jauh Pemukiman), HDP (Hutan Dekat Pemukiman), HJP ( Hutan Jauh Pemukiman), PDP (Pantai Dekat Pemukiman), dan PJP (Pantai Jauh Pemukiman). 

“Tujuan dari pengumpulan data sekunder adalah untuk mendeskripsikan situasi dan kondisi wilayah lokasi pengumpulan data meliputi karakteristik geografi, demografi, pola penyakit tular vektor dan reservoir dan mendeskripsikan jumlah kasus, kematian dan endemisitas penyakit tular vektor dan reservoir. Juga bertujuan untuk mendiskripsikan metode pengendalian vektor dan reservoir yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan puskesmas serta mendiskripsikan kemapuan laboratorium fasyankes dalam mendiagnosis penyakit tular vektor dan reservoir”. Ungkap Ketua panitia pengumpulan data sekunder Provinsi Riau Anastasya Hannie Wuryanie, SKM

“Dimana lokasi pengumpulan Data Sekunder Rikhus Vektor tahun 2017 di Provinsi Riau terletak pada beberapa Instansi pada 4 (empat) lokasi yaitu 3 lokasi berada pada Kab/Kota yang ada di Provinsi Riau dan satu lagi lokasi terletak pada tingkat Provinsi diantaranya adalah Pertama Kabupaten Kepulauan Meranti (Dinkes Kab. Kepulauan Meranti, RSUD Kepulauan Meranti, Puskesmas Alai, Puskesmas Pulau Merbau, Puskesma Alah Air, Puskesmas Selat Panjang), Kedua Kota Dumai (Dinkes Kota Dumai, RSUD Kota Dumai, Puskesmas Sungai Sembilan, Puskesmas Bukit Kayu Kapur, Puskesmas Dumai Barat, Puskesmas Medang Kampai), Ketiga Kabupaten Bengkali ( Dinkes Kab. Bengkalis, RSUD Bengkalis, RSUD Kec. Mandau, Puskesmas Tenggayun, Puskesmas Sebangar, Puskesmas Sungai Pakning) dan yang ke empat adalah Provinsi Riau ( Dinkes Provinsi Riau, RSUD  Arifin Ahmad dan RSUD Petala Bumi)”. Ungkap Anastasya Hannie Wuryanie, SKM selaku ketua Panitia Pengumpulan Data Sekunder di Provinsi Riau, Sabtu (22/04/2017) di Hotel Pangeran Pekanbaru

Anastasya Hannie Wuryanie, SKM selaku ketua panitia pengumpulan data sekunder Rikhus Vektor Provinsi Riau juga menyebutkan jenis penyakit yang dikumpulkan datanya adalah chikungunya, malaria, demam berdarah dengue, filariasis, leptospirosis, rabies, hantavirus pulmonary syndrom, haemorrhagic fever with renal syndrom, infeksi virus nipah, encephalitis dan pes”. Ungkapnya