close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

DINKES RIAU ADAKAN WORKSHOP DETEKSI DINI HIV PADA BAYI

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-3497
Kamis, 23 Nov 2017

Upaya kesehatan masyarakat yang meliputi kesehatan ibu dan anak, angka kematian bayi dan balita (AKB 19/1000, AKBa 40/1000 kelahiran hidup. AKUSR 0,1-0,2 %) dan keterkaitannya dengan penyakit menular, khususnyan HIV menjadi perhatian penting yang tidak dapat diabaikan.

Upaya penyelamatan generasi dari ibu HIV menjadi sangat urgent dalam program PPIA perlu dilakukan secara komprehensif berkesinambungan dalam 4 prong yaitu promosi kesehatan dan pencegahan penularan vertikal dan dukungan keluarga terdampak. Kabar baik yang telah diketahui adalah bahwa pengobatan ARV yang patuh 100% selama 6 bulan dan diteruskan telah mampu menurunkan viral load sampai tidak terdeteksi. Hal yang sama juga terjadi pada perempuan HUV dan ibu hamil yang diketahui HIV telah minum ARV secara patuh lebih dari 6 bulan. Dari beberapa literature diketahui bahwa kadar viral load yang tidak terdeteksi pada ibu HIV menjelang persalinan menurunkan kemungkinan bayi terinfeksi hingga kurang dari 1 %.

Pemeriksaan antibodi HIV yang lazim dilakukan pada bayi usia 18 bulan ketika antibodi ibu sudah tidak ada dalam darah bayi dirasakan sangat terlambat karena banyak bayi yang gagal mencapai usia tersebut.

Literatur di Afrika menyebutkan bahwa 35% bayi yang terinfeksi HIV akan meninggal menjelang usia 1 tahun dan kesempatan hidupnya kurang dari 47% pada usia 2 tahun, kurang dari 20% yang dapat bertahan hidup pada usia 5 tahun.

Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan Provinsi Riau adakan  Workshop Deteksi Dini HIV (Early Infant Diagnosis/EID) bertempat di Hotel Premiere Pekanbaru, Selasa (13/11/2017). Workshop ini diikuti oleh dokter, paramedic, petugas laboratorium yang melayani PDP/CST dan PPIA, bertujuan untuk pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan penanganan bayi dari ibu HIV-AIDS.

Pada kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Muhammad Ridwan, SKM, M.Kes selaku mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengatakan “Dengan adanya teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat menggunakan tetesan darah kering telah memberikan kesempatan untuk mendeteksi bayi lebih dini pada usia bayi 6 minggu dengan PCR EID.”

“Disamping itu output pada kegiatan ini agar dapat berkembang pelayanan PPIA di Provinsi Riau dan berkembangnya kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam melaksanakan pemeriksaan EID pada bayi yang lahir dari ibu HIV Positif.” Jelasnya