close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

Membangun Kepribadian Siswa

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-4562
Kamis, 18 Okt 2018

BELAJAR dari sebuah pengalaman merupakan simpul bagi individu untuk menata diri dalam menjalani sebuah kehidupan dengan aneka varian peroses perjuangan untuk mencapai tujuan dan harapan hakikinya, yang lebih terhadap keinginan menuju hidup lebih baik.

Mengambil pendapat Schulth, 2005 yang membaginya 7 kriteria kematangan terhadap kepribadian yang sehat salah satunya seperti perluasan  diri ketika individu sudah menapak lingkunganya saat sudah berada di lingkungan pengalaman bertumbuh.

Matangnya kepribadian seorang individu akan meluas dan mengembangkan perhatianya diluar diri sendiri, dengan cara terlibat langsung di dalam berbagai aktifitas atau masukan ide-ide kreatif dan inovatifnya maka kesehatan psikologisnya akam memperlihatkan sebuah keintiman dan keakraban dengan cinta kasih sebagai mahkluk sosial yang berderajad tinggi, hingga mampu membangun sebuah komunikasi positif terhadap para orang tua dan anak bahkan partnernya termasuk teman akrab sekalipun.

Menyimak dari peraturan Schult, 2005 dapat dipahami, korelasinya dengan membangun kepribadian siswa di sebuah sekolah melalui sikap hangat yang diberikan oleh tenaga pendidik terhadap para siswa nya.

Mengajak serta anak didik didalam berbagai ide yang kreatif serta membangun proses pematangan tugas dan tanggung jawabnya peserta didik sebagai seorang pribadi yang mandiri merupakan bentuk pribadi yang sehat.

Selanjutnya bertumbuhnya kepribadian yang sehat akan mampu membendung tingkat tingkat kelemahan diri dan kecerdasan pengontrolan emosional peserta didik terhadap dirinya dan lingkunganya sendiri sehingga selain mampu menerima emosi orang lainjuga bisa mengontrol emosi-emosi individu lainya.

Terkendalinya desakan emosional yang timbul dari pribadi yang bertumbuh akan dapat redam melalui sikap-sikap yang berhasil dalam mengontrol rasa emosi diri, sehingga tidak memberikan dampak gangguan terhadap aktifitas yang dilakukan terhadap individu lainya.

Terjaga keamanan tingkat emosional yang terukur dan mampu mengendalikan diri itu adalah cermuinan sehat secara psikologis peserta didik di sekolah bahkan mampu untuk memahami dalam menghadapi ketakutan-ketakutan sesi kehidupan termasuk serangan ego dan emosional yang membungkus kepribadian yang tidak seimbang atas pribadi peserta didik di sekolah.

Tekanan-tekanan pribadi yang tidak sehat akan menimbulkan petaka bagi individu yang tidak siap menerima emosional pribadi lain, sehingga menjaga lingkungan seimbang melalui kontrol kuat lewat sentuhan bimbingan konseling akan memberikan batasan-batasan riak pribadi yang belum sehat secara psikologisnya.

Terciptanya sebuah ruang yang berisikan pribadi-pribadi yang tangguh dan sehat secara psikologisnya akan membawa warna kusam di dalam kawasan sekolah namun gejolak pribadi yang tidak sehat secara psikologis akan bisa di tuntun dan dilatih serta diberikan arahan oleh guru pembimbing kepribadian di sekolah yang ditangani secara serius oleh guru bimbingan konseling.

Buruknya akibat dari emosional yang tidak baik itu, akan menimbulkan masalah bagi pribadi lain serta berakibatkan kepada penyumbang emosional terhadap emosional terhdap lingkungan dengan malapetaka serta konsekwensinya akan dapat dititahkan melalui bimbingan hati ke hati seorang guru yang berkapasitas sebagai bimbingan konseling disekolah.

Tidak heran  lahirnya simbol khusus dilingkungan pendapat masyarakat yang mengatakan orang yang sehat secara psikologis yang memandang di dunia secara objektif, namun berbalik pandangan dengan mereka tak sehat secara psikologis yang  memandang dunia menurut seleranya masing-masing.

Memberdayakan pribadi yang bertumbuh menuju keseimbangan itu, mutlak dapat berjalan selaras dengan pendapat dan arahan guru konseling dengann guru-guru bidang studi di sekolah sehingga percikan keburukan dan kebaikan itu akan dapat dipantau dengan baik.

Bahkan memberikan kepercayaan besar bagian dari menjaga perasaan individu yang tidak seimbang lalu membangun komitmennya dalam bertindak dan berbuat sebagai seorang anak didik di sekolah yang dilengkapi reguler materi serta disiplin yang baik.