close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

Membangun Masyarakat Desa Melalui Perpustakaan

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-5748
Senin, 31 Jan 2022

Dipersip.riau.go.id-Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2021 sebesar 26,50 juta jiwa. Sebagian besar penduduk miskin ini berada di pedesaan. Tercatat sekitar 14,64 juta jiwa atau 12,53% berada pada wilayah terpencil dan pedesaan. Angka ini masih terbilang besar.

Selain permasalahan kemiskinan yang masih tinggi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)  juga terus mengalami penurunan sejak 2015 dimana dari 188 Negara, Indonesia berada pada peringkat 113. Namun pada tahun 2019 BPS mencatat pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Di mana, IPM Indonesia mencapai 71,92.  Namun selama berdasarkan rilis BPS, selama kurun waktu 2010-2021indonesia mengalami kenaikan rata-rata IPM sebesar 0,76 persen. Di tahun 2021 ipm Indonesia tetap tumbuh namun melambat, tahun sebelumnya IPM Indonesia  sebesar 71,94 sedangkan di tahun 2021 naik menjadi 72,29. Dari angka tersebut diketahuin IPM Indonesia hanya bertumbuh  0,49 persen  dari tahun sebelumnya, jumlah ini menunjukan bahwa pertumbuhannya melambat dari rata2 per tahun yang berjumlah 0,76 persen. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, termasuk pandemic covid-19 yang tengah melanda dunia serta bencana alam yang terus menerpa beberapa wilayah Indonesia.

Untuk diketahui, salah satu penentu tingkat IPM adalah education. Di dalamnya termasuk reading performance. Data Programme for International Student Asessment (PISA) 2019 mencatat bahwa skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara. Selain data dari PISA tersebut, data dari World’s Most Literate Nations yang dilansir Central Connecticut State University (CCSU), menyebutkan Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara paling literat. Sementara data BPS-Susenas MSBP 2015 menunjukkan, masyarakat yang membaca surat kabar/majalah hanya sebesar 13,11 persen, dan masyarakat yang membaca artikel/berita elektronik hanya sebesar 18,89 persen.

Untuk itu pemerintah bertekad mengembangkan tingkat kesejahteraan masyarakat hingga kepedesaan. Agar ini tercapai maka perlu peningkatan kemampuan literasi bangsa Indonesia hingga ke wilayah pedesaan. Salah satunya melalui perpustakaan. Perpustakaan mempunyai peran sebagai lembaga pendidikan nonformal, agen perubahan, dan agen pembangunan bagi masyarakat sekelilingnya. Masyarakat dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan untuk mencari informasi, mengembangkan ide-ide kreatif dan inovasi, mencari solusi dalam memecahkan permasalahan, dan mencari informasi mengenai hal-hal baru. Sutarno (2006: 68) mengatakan bahwa, perpustakaan dengan koleksi yang berisi pendidikan dan informasi dapat memunculkan aspirasi, inspirasi, gagasan, dan ide-ide yang gemilang sehingga mengembangkan minat dan bakat masyarakat. Perpustakaan desa dapat dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai sarana pengembangan gerakan membaca. Menurut Sulistyo-Basuki (1999: 75), tujuan perpustakaan adalah  untuk menyimpan dan melestarikan khazanah budaya bangsa untuk dapat diturunkan ke generasi berikutnya demi kemajuan manusia.

Peran Masyarakat

Masyarakat sangat berperan dalam pengembangan perpustakaan desa, seperti peningkatan jumlah koleksi perpustakaan, peningkatan sarana dan fasilitas, melestarikan perpustakaan, dan pengembangan sumber daya perpustakaan lainnya. Masyarakat sebagai pengguna perpustakaan merupakan salah satu komponen perpustakaan. Perpustakaan dibangun untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi. Menurut Sutarno (2006:18), perpustakaan adalah kepunyaan  masyarakat. Sementara Sulistyo-Basuki (1999:75) mengatakan bahwa perpustakaan adalah bagian dari masyarakat dan dibuat oleh masyarakat. Dukungan masyarakat dapat berupa pikiran, dana, maupun pemanfaatan koleksi perpustakaan. Sebaliknya, pihak pengelola perpustakaan harus memperhatikan kebutuhan koleksi yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti dalam pengadaan koleksi perpustakaan. Masyarakat dapat dilibatkan dengan memberikan masukan dan pertimbangan dalam pemilihan koleksi supaya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini secara otomatis akan membuat masyarakat merasa memiliki perpustakaan dan perpustakaan dapat menjadi sarana pemerintah dalam mewujudkan budaya baca masyarakat.

Kenretno (2010), mengatakan bahwa perpustakaan sangat membutuhkan kehadiran masyarakat sebagai pengguna perpustakaan yang akan memanfaatkan layanan dan fasilitas perpustakaan, sedangkan masyarakat membutuhkan informasi yang sudah dikelola dan ditata oleh perpustakaan untuk mencari ide, menambah pengetahuan, memecahkan permasalahan, menambah pengalaman, dan meningkatkan keterampilan.

Peran Pemerintah Desa

Pemerintahan desa mempunyai peranan yang signifikan untuk pengembangan perpustakaan desa. Dukungan dari Kepala Desa mempunyai dampak yang amat baik dalam kemajuan dan peningkatan perpustakaan. Pemerintah desa dalam membantu membangun dan mendirikan perpustakaan tentu mempunyai alasan, pertimbangan, dan kebutuhan. Menurut Sutarno (2006: 78), alasan tersebut adalah sebagai berikut: 1) perpustakaan dinyatakan sebagai salah satu komponen yang harus ada;

2) agar kegiatan pemerintah lancar;

3) adanya kebijakan dari pimpinan;

4) untuk meningkatkan layanan publik;

5) tersedianya anggaran

Adapun peran pemerintah desa adalah: mengalokasikan anggaran untuk pengembangan perpustakaan, meningkatkan sarana dan fasilitas, pengembangan sumber daya manusia, mendukung program perpustakaan dalam membumikan budaya baca.

Strategi Perpustakaan untuk kesejahteraan masyarakat desa

Untuk mencapai tujuan perpustakaan desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan strategi berikut.

  1. Sosialisasi Kebutuhan Informasi Masyarakat melalui ceramah yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk materi yang bersifat umum dan teoritis, dalam hal ini materi sosialisasi berupa pengenalan perpustakaan desa dan literasi informasi. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang mungkin bias diinisiasi oleh perpustakaan desa apabila kelak telah berdiri.

  2. Dialog, dimaksudkan untuk berdialog dan diskusi mengenai tingkat kemampuan literasi informasi yang terdiri dari literasi digital, media, budaya, kebangsaan dan lain-lain serta menjaring kebutuhan masyarakat yang sekiranya bisa dilakukan pemuda untuk membantu mewujudkannya.

  3. Pelatihan dan pendampingan, dimaksudkan untuk menanamkan kecakapan literasi informasi dan pengelolaan perpustakaan agar kelak pemuda desa mampu memberikan bimbingan pada pengguna terkait sumber-sumber informasi di perpustakaan maupun di internet.

Tiga strategi ini dicanangkan dalam program pemberdayan masyarakat desa oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, strategi ini juga terdapat dalam transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui literasi. Dengan meningkatkan literasi informasi berbasis Teknologi Informasi, memperkuat peran perpustakaan agar tidak hanya sekedar tempat penyimpanan dan peminjaman buku namun dijadikan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat. Diterapkannya program ini di seluruh wilayah indonesia diharapkan nantinya akan muncul regulasi-regulasi baru yang mendukung pengembangan  perpustakaan, akan terjadinya peningkatan peran perpustakaan dalam memajukan kehidupan masyarakat, terciptanya akses informasi dan pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat sehingga keberadaan perpustakaan menjadi sesuatu yang dirindukan oleh masyarakat, serta meningkatnya jumlah kegiatan berbasis inklusi sosial di perpustakaan dan terciptalah diversivikasi layanan perpustakaan.

Adapun sasaran dari program ini adalah meliputi tiga aspek bidang, yakni bidang pendidikan dan keterampilan, bidang kesehatan, dan bidang pengembangan ekonomi. Dari ketiga bidang tersebut akan mencakup para pemuda, perempuan, pelaku usaha mikro, kaum difabel dan para pelajar.

Referensi

Bps.go.id

KenRetno. 2010. “Memasyarakatkan Perpustakaan: Peran Perpustakaan Bersama  Masyarakat dalam Mewujudkan Budaya Baca

Sulistyo-Basuki. 1999. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.


sumber: https://dipersip.riau.go.id/post/membangun-masyarakat-desa-melalui-perpustakaan