close× Telp +62 761 45505
close×

Index Berita

Wisata Kuliner Malam Di Pekanbaru, Pas Di Lidah Harga Semringah

Politik dan PemerintahanShort url: https://www.riau.go.id/s-6500
Jum'at, 01 Des 2023

Pekanbaru - Kota Pekanbaru memiliki beragam wisata kuliner. Di waktu malam hari di daerah berjuluk kota bertuah itu, banyak menyajikan jajanan di pinggir jalan atau street food

Hadirnya pedagang kuliner malam di Pekanbaru mampu menjadi daya tarik wisatawan lokal untuk bersantap malam. Pelancong bisa mencicipi kudapan sembari menikmati gemerlap suasana kota Pekanbaru.  

One Street Food di Pemuda City Walk (PCW) Pekanbaru, banyak menyajikan variasi menu makanan dan minuman. Lokasinya berada di Jalan Pemuda. Di sentra kuliner ini pemburu santapan malam bisa mencicipi kudapan hingga makanan berat. Mulai dari telur gulung, tahu gejrot, ubi dan kentang goreng, kwetiau, mie ayam bakso, hingga nasi dan mie goreng. 

Selain menu tersebut, ada pula sajian kuliner kekinian seperti, menantea, tokoyaki amor, kebab, shori ramen, dan salted egg chicken. Di sini juga menawarkan minuman es lemon tea, es coklat, kopi, air tebu, dan es krim. Harga menu yang ditawarkan berkisar 10 ribu rupiah hingga 35 ribu rupiah.

Lokasi selanjutnya adalah Taman Kota atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tunjuk Ajar Integritas di Jalan Ahmad Yani. Kawasan ini juga tercatat sebagai satu di antara sentra kuliner di Kota Bertuah. Lokasinya berada di jantung kota, yakni persis di seberang rumah dinas Wali Kota Pekanbaru. 

Pengunjung street food di sini didominasi oleh para kawula muda. Lokasi ini selalu ramai disambangi pengunjung saban malam akhir pekan. Menu yang ditawarkan di sini beragam. Mulai dari makanan nusantara seperti bakso, mie ayam, sate, ayam penyet, tahu gejrot, dan menu lainnya.

Beragam pilihan menu minuman juga tersedia, seperti es coklat boba, kopi, mojito, dan minuman kekinian lainnya. Harga menu yang ditawarkan berkisar 10 ribu rupiah hingga 20 ribu rupiah. Pada petang hari, para pedagang  sudah datang membuka lapaknya. 

Kawasan street food lainnya di Pekanbaru berada di Jalan Cut Nyak Dien. Lokasinya sangat strategis, berada di belakang Kantor Gubernur Riau. Variasi menu yang disuguhkan di sini adalah donat, frozen food, gultik, sate thaican, kopi milo (kopmil), thaitea, es kolak durian, dan kudapan lainnya. Di sini gultik atau gulai itik pilihan makanan yang selalu ludes diserbu pembeli. 

Gultik adalah irisan daging itik yang disiram dengan racikan bumbu kuah gulai. Akan lebih nikmat disantap, jika dipadukan dengan perkedel, sate usus, sate kerang, dan jeroan.

Harga gultik di sini relatif murah. Dengan modal 14 ribu rupiah para pemburu kuliner sudah bisa menikmati gurih dan lezatnya seporsi gultik. Namun, jika ingin ditambah menu lainnya, pembeli harus merogoh kocek 3 ribu rupiah untuk harga satu sate ataupun perkedel. 

Selain lokasi tersebut, pelancong juga bisa menikmati kuliner malam di Jalan WR Supratman. Ruas jalan ini tidak terlalu panjang, berkisar 500 meter. Lokasinya bersebelahan dengan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau.

Di sini sejumlah pedagang kuliner berjejer di tepi jalan, sejak sore hingga malam hari. Makanan yang ditawarkan beragam, di antaranya siomai, cilok, gorengan, craffle, ketoprak, nasi goreng kambing, dan menu lainnya. 

Di lokasi ini penikmat kuliner bisa merasakan sensasi makan steak kaki lima, rasa bintang lima. Dalam satu piringnya disuguhi sepotong steak, kentang goreng, dan salad sayur. Harganya berkisar 32 ribu rupiah untuk steak ayam hingga 110 ribu rupiah untuk steak daging sapi.

Usai pandemi COVID-19, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Kota Pekanbaru, Riau, bergerak pulih. Sejumlah lokawisata kuliner bergeliat. Kembali tumbuh menjadi kantung-kantung ekonomi.

Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Provinsi Riau, Alfa Frisa Septania mengatakan, saat awal COVID-19 melanda dunia, berbagai aktivitas sempat terhenti termasuk aktivitas dalam sektor kuliner. 

"Setelah melewati penyesuaian terhadap efek dari COVID-19, mengakibatkan para pelaku usaha musti melek teknologi agar dapat berdagang secara online. Bahkan, banyak muncul pelaku usaha baru yang mencoba peruntungannya berbisnis kuliner secara online," ucap Frisa, Kamis. 

Diungkapkan dia, saat COVID-19 berlalu, para pebisnis kuliner yang awalnya berdagang untuk mengisi waktu kosong, menjadi fokus terhadap produk yang mereka jual. Hal ini dapat dilihat dengan muculnya puluhan coffee shop serta maraknya stand UMKM di Pekanbaru yang menggambarkan tren positif terhadap sektor kuliner di Pekanbaru.

"Begitu pula kawasan street food yang ada di Pekanbaru ini, keberadaannya sangat memanjakan para pengunjung. Sehingga membuat geliat bisnis kuliner ini makin signifikan, menjanjikan, dan berkembang," jelasnya.

Praktisi di bidang kuliner ini berharap, pemerintah terus melakukan upaya dalam akselerasi pengembangan UMKM. Mulai dari mempertahankan produksi hingga peningkatan kualitas dari produk UMKM.

"Hal ini perlu ditanggapi serius, karena niat orang untuk berusaha itu juga perlu didukung dan dirangkul yang kemudian usahanya bisa difranchisekan, ditingkatkan mutunya. Sehingga mereka sampai di tahap mengekspor, karena saat ini perkembangan [UMKM] begitu dahsyat," tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, bangkitnya sektor parekraf di kota Pekanbaru tak lepas dari komitmen dari pemerintah daerah setempat. Kemudian, didukung pula oleh pelaku parekraf dan UMKM. 

"Kota Pekanbaru terus membuktikan komitmen memajukan sektor parekraf. Keberadaan wisata kuliner terus tumbuh dan berkembang. Hal ini tak lepas dari komitmen pemerintah daerah setempat dan dukungan insan parekraf bersama pelaku UMKM," ucap Roni. 

Diungkapkan dia, bahwa belum lama ini telah diresmikan Zona Kuliner Halal, Aman dan Sehat (KHAS) yang pertama di Provinsi Riau, pada Kamis, (2/11/2023) lalu. 

"Provinsi Riau menjadi provinsi pertama di Pulau Sumatra dan ke-6 di Indonesia yang memiliki Zona KHAS. Lokasinya di kawasan Riau Garden, Jalan Soebrantas, Pekanbaru," ujar Roni. (MC Riau/Alw

(Mediacenter Riau/Alw)

Download File