close× Telp +62 761 45505
close×

KPA Temukan 155 Penderita HIV AIDS Di Pelalawan

Jum'at, 27 Nov 2015 | 1992 kali dilihat

PELALAWAN -  Saat ini, penyebaran kasus HIV dan AIDS dikabupaten Pelalawan telah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Pasalnya, jelang peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh tanggal 1 Desember mendatang, di Kabupaten Pelalawan tercatat ada 155 orang yang terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah tersebut, 56 diantaranya sudah dipastikan menderita penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).     

" Dan 25 diantaranya yang terkena penyakit AIDS itu sudah meninggal. Jadi, sejak 2006 silam hingga 2015 ini, jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 155 kasus, dimana 23 kasus diantaranya kembali ditemukan pengidap AIDS pada tahun 2015," ujar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pelalawan H Asril SKM MKes, Kamis (26/11) di Pangkalan Kerinci.

Diungkapkan mantan Kabid P2PL Diskes Pelalawan ini, bahwa AIDS sendiri merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV. Sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia.

" Jadi orang yang sudah terkena virus HIV bisa dipastikan dia akan menderita AIDS," sebutnya.

Sedangkan untuk di Propinsi Riau sendiri, sambungnya, tahun 2014 lalu Kabupaten Pelalawan berada di urutan ke empat. Namun tahun 2015, pihaknya belum mengetahui posisi kabupaten Pelalawan pada urutan berapa dengan jumlah penderita sebanyak 155 tersebut. Karena hal tersebut, biasanya akan dikeluarkan oleh KPA Provinsi.

" Namun untuk kasus HIV/AIDS, biasanya kecenderungannya setiap tahun meningkat. Pasalnya, kasus penderita HIV/AIDS fenomena yang terjadi adalah fenomena gunung es. Artinya, hanya bagian atasnya saja yang tampak, namun jika kita tidak menggali kedalam, maka tidak ditemukan jumlah penderita HIV/AIDS yang sebenarnya," tuturnya.

Persoalannya, lanjut mantan Kabag Umum Sekretariat DPRD kabupaten Pelalawan ini, kasus penderita HIV/AIDS ini pihaknya tidak bisa memaksa seseorang untuk memeriksakan diri atau tes darah. Karena hal ini biasanya kesadaran sendiri untuk melakukan cek-up atau general cek-up. Dan biasanya, ketika seseorang melakukan tes darah atau general cek-up, baru ditemukan indikasi terkena virus HIV.

" Dan lagi, etikanya kita memang tidak bisa mengekspose nama penderita jika seseorang telah dinyatakan terkena virus HIV. Untuk itu, maka antisipasi dari KPA dan Diskes sendiri, kita telah mendatangi sekolah-sekolah dan kelompok-kelompok resiko tinggi guna memberikan sosialisasi terkait bahayanya penyakit HIV/AIDS. Selian itu, kita juga telah mendirikan klinik Infeksi Penyakit Menular (IMS) serta mobile VCT. Karena itu, salah satu upaya kita adalah jika tidak bisa diobati, maka lebih baik mencegah,"pungkasnya. (rgi/Iin)